Ngengat Biston betularia Berwarna
Gelap dan Cerah
Seleksi alam adalah proses di alam. Misalnya
perubahan lingkungan. Persaingan antarorganisme dan proses makan dimakan akan
menentukan organisme mana yang dapat bertahan hidup atau tidak dapat bertahan
hidup di alam.
Saat revolusi industri
sedang terjadi di Inggris, mesin-mesin pabrik menghasilkan jelaga atau asap
mengandung karbon hitam yang membuat dinding-dinding bangunan gelap diliputi
jelaga. Pada saat itu, terdapat populasi ngengat Biston
betularia di kota-kota besar Inggris. Ngengat ini memiliki variasi pada
warna sayapnya, yaitu gelap dan cerah. Ngengat yang berwarna gelap dan menempel
pada dinding bangunan menjadi tersamarkan dari pemangsa. Sedangkan ngengat
bersayap cerah lebih mudah dilihat oleh pemangsa. Akibatnya, populasi ngengat
bersayap cerah menurun karena kondisi ini. Peristiwa inilah yang kemudian
memunculkan teori seleksi alam, yaitu organisme yang berhasil lolos dari
seleksi alam akan mampu bertahan hidup. Sebaliknya, organisme yang tidak berhasiI
lolos dari seleksi alam akan punah.
Di Kepulauan Galapagos
juga terdapat contoh adanya seleksi alam yang lain. Kaktus yang hidup di pulau
yang tidak dihuni kura-kura tumbuh rendah dengan duri-duri lunak. Adapun kaktus
yang hidup di pulau yang dihuni kura-kura tumbuh seperti pohon dengan batang
tebal dan tinggi serta dilindungi oleh duri yang keras dan kaku.
Seleksi alam dan evolusi
(perubahan makhluk hidup selama berabad-abad karena proses perkawinan dan
persilangan) ini pernah memunculkan sebuah teori yang dikemukakan oleh Charles Darwin dan Jean Baptiste Lamarckpada abad ke 19. Saat ini
teori tersebut sudah tidak berlaku seiring dengan perkembangan teknologi
biologi dan kedokteran. Namun, ada baiknya kita memahami proses perkembangan
teori tersebut.
1. Jean
Baptiste Lamarck (1744 -1829)
Lamarck mengatakan bahwa evolusi diakibatkan perubahan sifat yang
diwariskan. Menurut Lamarck, makhluk hidup selalu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Penyesuaian tersebut akhirnya akan menyebabkan makhluk hidup
tersebut mengalami perubahan (baik secara morfologis, fisiologis maupun tingkah
laku). Perubahan inilah yang kemudian akan diwariskan pada keturunannya.
Akibatnya, generasi berikutnya akan mendapatkan akumulasi perubahan yang
diperoleh dari nenek moyangnya.
Teori Lamarck biasa dicontohkan dengan
jerapah. Menurutnya, nenek moyang jerapah semua berleher pendek. Tetapi karena
kebiasaan menjulurkan leher untuk menjangkau dedaunan muda yang letaknya tinggi
di ujung batang, maka lama-kelamaan lehernya mengalami pemanjangan. Pemanjangan
leher inilah yang kemudian diwariskan pada keturunannya, sehingga kini kita
melihat jerapah berleher panjang.
2. Charles
Darwin (1809 – 1882)
Darwin mengatakan bahwa evolusi diakibatkan mekanisme seleksi alam dan
adaptasi. Menurutnya, adanya perkawinan akan memunculkan keragaman anggota
populasi. Kemudian seleksi alam akan bekerja terhadap keragaman tersebut. Varian yang tidak sesuai dengan
kondisi lingkungan akhirnya akan mengalami kepunahan. Sebaliknya, varian yang
bisa bertahan hidup akan terus hidup beradaptasi dan melestarikan generasinya.
Mekanisme seleksi alam dan adaptasi ini pada akhirnya akan memunculkan
spesies-spesies baru.
Teori
Darwin jika
dimodelkan dengan jerapah seperti Lamarck akan menjadi seperti berikut ini;
Asalanya anggota populasi jerapah ada yang berleher panjang dan ada yang
berleher pendek. Kondisi lingkungan sabana (padang rumput luas dengan perdu dan
pepohonan tinggi beranting banyak) memaksa populasi ini untuk memakan dedaunan
yang berada di ujung ranting. Tempat yang tinggi membuat jerapah yang berleher
panjang bertahan hidup dan mewariskan sifat unggulnya pada keturunannya.
Sedangkan jerapah berleher pendek punah karena kalah bersaing dengan jerapah
berleher panjang.
Perbandingan
Teori Lamarck (Atas) dan Teori Darwin (Bawah) dalam Menjelaskan Seleksi Alam
dan Evolusi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar