Minggu, 16 Desember 2012

Teori Evolusi



Ngengat Biston betularia Berwarna Gelap dan Cerah
Seleksi alam adalah proses di alam. Misalnya perubahan lingkungan. Persaingan antarorganisme dan proses makan dimakan akan menentukan organisme mana yang dapat bertahan hidup atau tidak dapat bertahan hidup di alam.
Saat revolusi industri sedang terjadi di Inggris, mesin-mesin pabrik menghasilkan jelaga atau asap mengandung karbon hitam yang membuat dinding-dinding bangunan gelap diliputi jelaga. Pada saat itu, terdapat populasi ngengat Biston betularia di kota-kota besar Inggris. Ngengat ini memiliki variasi pada warna sayapnya, yaitu gelap dan cerah. Ngengat yang berwarna gelap dan menempel pada dinding bangunan menjadi tersamarkan dari pemangsa. Sedangkan ngengat bersayap cerah lebih mudah dilihat oleh pemangsa. Akibatnya, populasi ngengat bersayap cerah menurun karena kondisi ini. Peristiwa inilah yang kemudian memunculkan teori seleksi alam, yaitu organisme yang berhasil lolos dari seleksi alam akan mampu bertahan hidup. Sebaliknya, organisme yang tidak berhasiI lolos dari seleksi alam akan punah.
Di Kepulauan Galapagos juga terdapat contoh adanya seleksi alam yang lain. Kaktus yang hidup di pulau yang tidak dihuni kura-kura tumbuh rendah dengan duri-duri lunak. Adapun kaktus yang hidup di pulau yang dihuni kura-kura tumbuh seperti pohon dengan batang tebal dan tinggi serta dilindungi oleh duri yang keras dan kaku.
Seleksi alam dan evolusi (perubahan makhluk hidup selama berabad-abad karena proses perkawinan dan persilangan) ini pernah memunculkan sebuah teori yang dikemukakan oleh Charles Darwin dan Jean Baptiste Lamarckpada abad ke 19. Saat ini teori tersebut sudah tidak berlaku seiring dengan perkembangan teknologi biologi dan kedokteran. Namun, ada baiknya kita memahami proses perkembangan teori tersebut.
1. Jean Baptiste Lamarck (1744 -1829)
Lamarck mengatakan bahwa evolusi diakibatkan perubahan sifat yang diwariskan. Menurut Lamarck, makhluk hidup selalu menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Penyesuaian tersebut akhirnya akan menyebabkan makhluk hidup tersebut mengalami perubahan (baik secara morfologis, fisiologis maupun tingkah laku). Perubahan inilah yang kemudian akan diwariskan pada keturunannya. Akibatnya, generasi berikutnya akan mendapatkan akumulasi perubahan yang diperoleh dari nenek moyangnya.
Teori Lamarck biasa dicontohkan dengan jerapah. Menurutnya, nenek moyang jerapah semua berleher pendek. Tetapi karena kebiasaan menjulurkan leher untuk menjangkau dedaunan muda yang letaknya tinggi di ujung batang, maka lama-kelamaan lehernya mengalami pemanjangan. Pemanjangan leher inilah yang kemudian diwariskan pada keturunannya, sehingga kini kita melihat jerapah berleher panjang.
2. Charles Darwin (1809 – 1882)
Darwin mengatakan bahwa evolusi diakibatkan mekanisme seleksi alam dan adaptasi. Menurutnya, adanya perkawinan akan memunculkan keragaman anggota populasi. Kemudian seleksi alam akan bekerja terhadap keragaman tersebut. Varian yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan akhirnya akan mengalami kepunahan. Sebaliknya, varian yang bisa bertahan hidup akan terus hidup beradaptasi dan melestarikan generasinya. Mekanisme seleksi alam dan adaptasi ini pada akhirnya akan memunculkan spesies-spesies baru.
Teori Darwin jika dimodelkan dengan jerapah seperti Lamarck akan menjadi seperti berikut ini; Asalanya anggota populasi jerapah ada yang berleher panjang dan ada yang berleher pendek. Kondisi lingkungan sabana (padang rumput luas dengan perdu dan pepohonan tinggi beranting banyak) memaksa populasi ini untuk memakan dedaunan yang berada di ujung ranting. Tempat yang tinggi membuat jerapah yang berleher panjang bertahan hidup dan mewariskan sifat unggulnya pada keturunannya. Sedangkan jerapah berleher pendek punah karena kalah bersaing dengan jerapah berleher panjang.
Perbandingan Teori Lamarck (Atas) dan Teori Darwin (Bawah) dalam Menjelaskan Seleksi Alam dan Evolusi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar